Voltmeter adalah sebuah alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur besaran tegangan listrik yang ada dalam sebuah rangkaian listrik.
B. Ampermeter
Ampermeter adalah salah satu alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur seberapa besar kuat arus listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian
Bahan
A. Sensor RTD (Resistance Temperature Detector)
RTD yang merupakan singkatan dari Resistance Temperature Detector adalah sensor suhu yang pengukurannya menggunakan prinsip perubahan resistansi atau hambatan listrik logam yang dipengaruhi oleh perubahan suhu. RTD adalah salah satu sensor suhu yang paling banyak digunakan dalam otomatisasi dan proses kontrol.
b. Resistor
Spesifikasi Resistor yang dipakai:
a. Resistor 3k
b. Resistor 10k
c. Resistor 15k
d. Resistor 17,8k
e. Resistor 50k
f. Resistor 1,4k
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama salah seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor: Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Rumus dari Rangkaian paralel Resistor: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Rumus resistor dengan hukum ohm: R = V/I
Cara menentukan nilai resistor dapat dilihat dengan gelang warna pada tabel berikut:
Sensor suhu dengan akurasi tinggi dengan koefisien suhu positif dengan nilai resistansinya naik seiring dengan naiknya suhu. PT100 terbuat dari logam platinum dengan kalibrasi pada suhu 0 derajat celsius pada nilai resistansi 100 ohm. Menurut keakurasiannya, terdapat dua jenis PT100, yakni Class-A dan
Class-B. PT100 Class-A memiliki akurasi ±0,06 ohm dan PT100 Class-B memiliki akurasi ±0,12 ohm. Keakurasian ini
menurun seiring dengan naiknya suhu. Akurasi PT100 Class-A bisa menurun hingga
±0,43 ohm (±1,45°C) pada suhu 600°C, dan PT100 Class-B bisa menurun hingga
±1,06 ohm (±3,3°C) pada suhu 600°C.
PT100 tipe DIN (Standard Eropa) memiliki resolusi 0,385 ohm per 1°C. Jadi resistansinya akan naik sebesar 0,385 ohm untuk setiap
kenaikan suhu 1°C. Untuk mengukur suhu secara elektronik menggunakan sensor
suhu PT100, maka kita harus mengeksitasinya dengan arus
yang tidak boleh melebihi nilai 1mA. Hal ini karena jika dialiri arus melebihi 1 mA, maka akan
timbul efek self-heating. Jadi, seperti layaknya komponen resistor, maka kelebihan
arus akan diubah menjadi panas. Akibatnya hasil pengukuran menjadi tidak sesuai
lagi.
b. Resistor
Resistor adalah komponen listrik pasif dua terminal yang menerapkan
hambatan listrik sebagai elemen sirkuit. Di sirkuit elektronik, resistor
digunakan untuk mengurangi aliran arus, menyesuaikan level sinyal, untuk
membagi tegangan, elemen bias aktif, dan mengakhiri saluran transmisi, serta
penggunaan lainnya. Resistor berdaya tinggi dapat menghilangkan banyak daya
listrik menjadi panas, dapat digunakan sebagai bagian dari kontrol motor,
sistem distribusi daya, atau sebagai beban uji untuk generator. Resistor tetap
memiliki resistansi yang sedikit sekali perubahan nilainya akibat pengaruh
suhu, waktu atau tegangan operasi. Resistor variabel dapat digunakan untuk
menyesuaikan elemen sirkuit (seperti kontrol volume atau peredup lampu), atau
sebagai perangkat penginderaan panas, cahaya, kelembapan, gaya, atau aktivitas
kimia.
Hambatan
listrik dari sebuah resistor diukur dalam satuan ohm. Simbol untuk ohm
menggunakan huruf Yunani (greek-capital) yaitu omega: Ω. Definisi dari 1Ω (yang
mendekatinya) adalah resistansi antara dua titik di mana 1 volt (1V) energi potensial
yang digunakann akan mengalirkan arus sebesar 1 ampere (1A). Seperti halnya
satuan SI lain, besar atau kecilnya nilai ohm dapat disederhanakan dengan
prefix (awalan) seperti kilo-, mega-, atau giga-, sehingga membuat resistor
bernilai besar mudah untuk dibaca. Kita sudah terbiasa untuk melihat nilai
resistor dengan satuan antara kilohm (kΩ) dan megaohm (MΩ) (namun sangat jarang
untuk menemukan resistor dalam satuan miliohm (mΩ))
Untuk resistor 4 gelang warna, warna 1, 2, dan 3 dituliskan langsung nilainya. Warna 4 adalah toleransi.
Untuk resistor 4 gelang warna, warna 1, 2, dan 3 dituliskan langsung nilainya. Warna 4 adalah toleransi.
c. Sumber DC (baterai)
baterai merupakan sumber penghasil tegangan DC pada rangkaian. Baterai merupakan sebuah sel volta yaitu mengubah reaksi kimia menjadi listrik
d. Ground
Ground merupakan komponen listrik yang dapat menetralisirkan kebocoran listrik pada rangkaian dan juga memproteksi komponen elektronik lainnya.
e. Op-amp
Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat
Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor
dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya
untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang
luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut
juga dengan Penguat Operasional.
Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri
dari hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa
rangkaian Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat dibedakan
menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga IC yang didalamnya
terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama lainnya.
Pada rangkaian tersebut input supplay 5V diberikan kepada sensor Pt100 disertai terhubung dengan resistor. Keluaran dari rangkaian tersebut diteruskan kepada rangkian amplifier AD620 sebagai penguat dari output sinyal pada sensor. Amplifier ini membutuhkan satu resistor dan input pada pin 4 da 7. Output dari amplifier tersebut akan dibaca oleh voltmeter dengan ketentuan jika tegangan (rentang 5V) yang dihasilkan menunjukkan suhu yang terbaca.
0 komentar:
Posting Komentar